TIPS DAN INFORMASI KESEHATAN
TIPS DAN INFORMASI KESEHATAN MAMA PINTAR

Cara Cepat Mengencangkan dan Meratakan Perut

· · 0 comments

Cara Cepat  Mengencangkan dan Meratakan  Perut

Olahraga saja tak cukup untuk melenyapkan lemak perut. Apa lagi yang kita perlukan?

Salah satu alasan kita berolahraga mungkin karena perut yang membuncit. Lemak yang menimbun di daerah ini tak hanya menganggu penampilan, tapi juga mengurangi keaktifan bergerak. Namun, memutuskan hanya berolahraga untuk mengikis lemak di perut tidaklah cukup. Perlu ada langkah lain yang harus masuk dalam rutinitas sehari-hari.

Yang kita perlukan: Konsumsi karbohidrat baik, seperti sayuran, buah, dan protein rendah lemak seperti dada ayam. Pilih juga pilihan minyak yang tidak mengandung banyak lemak seperti zaitun, bekatul, canola.

Sebab: Penyebab utama timbunan lemak adalah pola makan yang buruk dan kurang olahraga. Bisa saja kita berlari pagi setiap hari, namun tetap makan junk food. Percayalah, hasilnya pasti tidak efektif.

Yang kita perlukan: Rutin lari atau jalan pagi setiap hari.

Sebab: Kedua jenis olahraga ini sangatlah mudah dan murah untuk dilakukan. Di samping itu, terbukti pula efektif dalam membakar kalori. Tapi, tak usah memaksakan diri untuk berlari dengan target yang sangat jauh. Mengitari komplek rumah atau jalan kaki dari parkiran ke gedung kantor.


Yang kita perlukan: Berenang 1-2 kali seminggu.

Sebab: Ketika berenang, otot-otot perut ikut aktif bergerak. Inilah yang dapat membantu proses pembakaran lemak di daerah perut.
Yang kita perlukan : Ngemil 5 kali sehari. Camilan yang sehat misalnya kacang almon, buah, oat, atau sesuai selera.

Sebab: Aktivitas mengunyah saat ngemil dapat meningkatkan metabolisme tubuh. Secara alami, metabolisme yang baik diperlukan tubuh untuk dapat membakar kalori. Jadi, ngemil –lah di sela-sela waktu makan besar.

Yang kita perlukan:Tidak makan sebelum tidur.
Sebab: Ini justru menganggu metabolisme tubuh. Jika ingin makan di malam hari, sebaiknya makanlah 3 jam sebelum kita tidur baik makan besar ataupun sekedar makan camilan.

Bagi kita yang sedang berdiet, makanan rendah GI adalah makanan yang selalu dicari-cari. Sebab makanan ini meskipun mengandung karbohidrat tetap diolah tubuh secara lambat, sehingga rasa lapar bisa dihadang lebih lama. Tapi sebenarnya, kapankah waktu yang tepat untuk mengonsumsi makanan rendah GI?

Sebelum menjawab pertanyaan tersebut, Prof. Ir. Made Astawan, MS.,Guru Besar dari Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan-IPB, bercerita bahwa baru-baru ini dirinya melakukan penelitian mengenai pengaruh jenis makanan yang dikonsumsi pada saat makan pagi terhadap fluktuasi glukosa dalam darah setelah makan siang. “Penelitian jenis ini, masih sangat jarang dilakukan di Indonesia,” paparnya pada acara Second Meal Effect beberapa waktu lalu di Jakarta.

Penelitian dilakukan selama 2 bulan. Para responden yang terlibat, dibagi menjadi 3 kelompok. Kelompok pertama, makanan sarapannya diberi roti cokelat sebanyak 100 gram. Kelompok kedua diberikan fruit soy bar sebanyak 100 gram. Dan kelompok ketiga tidak diberikan sarapan. Pada saat makan siang, 20 orang responden diberikan menu yang sama, yaitu 125 gram nasi uduk.

Hasilnya, kelompok pertama dan ketiga, mengonsumsi nasi uduk sangat berlebihan karena menu sarapan mereka masuk dalam golongan karbohidrat yang cepat dicerna tubuh. Sehingga proses pembakaran menjadi glukosa untuk kemudian menjadi energi, berlangsung sangat cepat.

Hal ini tidak terjadi pada kelompok kedua. Sebab pada kelompok ini, responden masih merasa kenyang sehingga makan siang tidak perlu dihadapi dengan berlebihan. “Kondisi ini sangat baik untuk mempertahankan berat badan tetap ideal. Plus mencegah berbagai penyakit degeneratif, mulai dari hipertensi, jantung koroner, stroke, hingga diabetes.”

Inilah mengapa Made menekankan betapa sarapan menjadi acuan penting bagi kesehatan kita. Dan menu sarapan yang kita pilih akan sangat memengaruhi seberapa banyak makanan yang akan kita konsumsi pada jadwal makan berikutnya.

Ciri dari makanan rendah GI menurut Made adalah, tinggi serat, tinggi protein, tapi penyerapan karbohidratnya oleh tubuh terjadi sangat perlahan. Buah, sayuran, gandum utuh, kentang panggang, dan kacang-kacangan, adalah contoh dari makanan rendah GI. Made juga mengingatkan, agar kita sarapan 1-2 jam setelah bangun pagi. “Ini adalah waktu terbaik bagi tubuh untuk melakukan metabolisme makanan setelah semalaman tidak mendapat pasokan apapun, selama kita tidur.”

Ayo mulai awali hari dengan makanan sehat, jika memang ingin punya tubuh proporsional dengan perut rata. Dan ingat, sukses atau tidaknya diet yang kita jalankan akan sangat tergantung pada menu sarapan yang kita pilih.

0 comments:

Posting Komentar