TIPS DAN INFORMASI KESEHATAN
TIPS DAN INFORMASI KESEHATAN MAMA PINTAR

Manfaat Bedong Bayi Dan Posisi Tidur Bayi Yang Aman

· · 0 comments

aghifaris.blogspot.com

Alangkah manisnya melihat si kecil tidur dengan memeluk guling yang besarnya hampir sama dengan tubuhnya. Kemudian timbul pertanyaan, amankah ia tidur dengan posisi itu? Mari temukan jawabannya...
aghifaris.blogspot .com - Mungkin Anda gemas jika melihat ia tidur di tengah-tengah boneka yang lucu-lucu. Ia terlihat bagaikan malaikat termanis di antara peri-peri penuh bulu yang menggemaskan. Namun sebenarnya tidur dengan dikelilingi boneka penuh bulu itu tak sehat lho.

Posisi Tidur Bayi Yang Aman
Posisi tidur demikian akan membuat bayi sulit bernafas, mudah merasa gerah, dan tidur tidak nyenyak. Akibatnya ia akan mudah rewel dan membangunkan Anda di tengah malam. Belum lagi bulu-bulu boneka yang bisa kapan saja terbang masuk ke mulut atau hidungnya, bulu ini akan sangat berbahaya bila masuk ke saluran pernafasan. Jika sulit bernafas, bayi terancam SIDS atau dikenal dengan Sudden Infant Death Syndrome, sebuah kematian mendadak.

Selain itu, para peneliti juga tidak menganjurkan bayi tidur tengkurap. Seperti dikutip dari parenttime.com, bayi yang gemar tidur tengkurap punya potensi lebih terkena SIDS.

Pada posisi tengkurap, perut bayi akan menopang tubuhnya, paru-paru akan sulit bekerja maksimal karena ia harus terjepit di antara tubuh dan kasur. Pernafasan kemudian mulai terganggu dan kesulitan nafas menjadi potensi utama kematian.

Memang terlihat menggemaskan apabila ia tidur nyenyak di posisi tengkurap, namun Anda harus lebih mempertimbangkan bahaya ketimbang kelucuannya.

Para ahli menyarankan untuk membalik posisi bayi yang gemar tidur tengkurap. Telentangkan si kecil, atau beri guling di kedua sisi. Apabila pernafasannya lancar, maka tidurnya akan lebih nyenyak dan bayi akan lebih sehat




Kebiasaan masyarakat kita, setiap bayi baru (hampir) pasti dibedong. Satu kebiasaan yang sudah berlangsung lama, mungkin sejak jaman nenek moyang kita. Menurut orang-orang tua dulu, dengan membedong bayi erat-erat dipercaya dapat mencegah kakinya berbentuk O pada saat ia besar nanti. Apa benar demikian? Tentu saja tidak!! Ini hanya mitos.

Kebiasaan membedong bayi memang lebih umum dipraktekkan oleh masyarakat Asia. Tapi sebenarnya, masyarakat di belahan bumi bagian barat sana pun (baca: negara maju) bukannya sama sekali tak mengenal praktek membedong (swaddling) ini. Cukup banyak orangtua baru saat ini yang dibuat bingung dengan pro-kontra yang timbul dari ’tradisi’ bedong membedong ini. Apa sih manfaat sebenarnya? Dan apa kerugiannya jika bayi tidak dibedong?

Swaddling atau membedong membuat bayi seperti selalu dipeluk. Ini mengingatkannya pada suasana dalam rahim ibu. Ia akan merasa nyaman dan aman. Itulah alasan rasional dibalik kebiasaan membedong. Tujuan membedong sama sekali bukan untuk ’meluruskan’ kaki bayi. Semua bayi baru lahir, kakinya memang tampak sedikit bengkok atau menekuk ke dalam. Tapi itu normal. Kondisi tersebut dikarenakan selama kurang lebih 40 minggu di dalam rahim ibu yang ruangnya memang terbatas, ia selalu dalam posisi meringkuk. Dalam beberapa bulan setelah lahir, dan tanpa dibedong pun, kedua kaki bayi akan ’lurus’ dengan sendirinya dan berbentuk normal.

atau membedong membuat bayi seperti selalu dipeluk. Ini mengingatkannya pada suasana dalam rahim ibu. Ia akan merasa nyaman dan aman. Itulah alasan rasional dibalik kebiasaan membedong. Tujuan membedong sama sekali bukan untuk ’meluruskan’ kaki bayi. Semua bayi baru lahir, kakinya memang tampak sedikit bengkok atau menekuk ke dalam. Tapi itu normal. Kondisi tersebut dikarenakan selama kurang lebih 40 minggu di dalam rahim ibu yang ruangnya memang terbatas, ia selalu dalam posisi meringkuk. Dalam beberapa bulan setelah lahir, dan tanpa dibedong pun, kedua kaki bayi akan ’lurus’ dengan sendirinya dan berbentuk normal.


Dalam kelelapan tidurnya (deep sleep/non-dream sleep), bayi sesekali bergerak seperti orang terkejut. Gerakan ini, yang disebut sebagai hynogogic startles, adalah normal. Anak-anak yang lebih besar dan orang dewasa pun kadangkala mengalaminya. Hanya saja pada bayi baru lahir, refleks kejut ini lebih sering terjadi sehingga mengganggu kelelapan tidurnya. Refleks ini akan berkurang seiiring dengan pertambahan usia bayi, dan biasanya pada saat bayi berumur 1 atau 2 bulan, akan menghilang. Ada bayi yang dapat langsung tertidur kembali, tapi tak sedikit pula yang kesulitan dan lalu menjadi rewel. Membedong dapat membantu bayi untuk mengatasi refleks kejut ini dan membuatnya segera tidur kembali karena ia merasa seperti dipeluk. Penelitian di Washington University School of Medicine di St. Louis, Amerika menunjukkan bayi-bayi yang dibedong umumnya tidur lebih baik daripada bayi-bayi yang tidak dibedong.

Beberapa ibu ada yang merasakan kemudahan untuk menyusui bila bayinya dibedong. Bagi ibu maupun sang bayi, saat-saat pertama kali menyusui adalah masa yang penuh perjuangan. Ibu belajar untuk mencari posisi dan teknik menyusui yang benar. Si kecil juga berjuang mencari cara menyusu yang pas untuknya. Seringkali ia bergerak-gerak tak sabar, yang justru membuat ibu semakin sulit untuk menempatkannya dalam posisi yang benar dan nyaman. Dengan membedong, bayi akan relatif lebih anteng dan membuat proses belajar menyusui ini lebih lancar. Bayi baru lahir juga seringkali mengalami kolik, salah satu hal yang membuat orangtua baru kebingungan karena bayi yang tengah kolik akan gelisah dan menangis tak henti-hentinya. Swaddling atau membedong dapat digunakan sebagai salah satu cara untuk menenangkan si kecil yang sedang kolik.

Karena manfaat utama yang ingin diperoleh dari bedong adalah untuk membuat bayi merasa nyaman dan aman, dan bukan untuk menghangatkan tubuhnya (apalagi ’meluruskan’ kaki bayi), maka jangan membedong bayi dengan ketat ataupun menggunakan beberapa lapis kain. Bedong yang ketat (apalagi berlapis) akan membuat bayi kepanasan (overheated) dan dapat meningkatkan resiko pneumonia serta infeksi saluran pernafasan akut lainnya akibat paru-paru bayi tidak dapat mengembang sempurna ketika ia bernafas.

Bila Anda memutuskan untuk membedong bayi Anda, tak perlu ragu untuk melakukannya asalkan memperhatikan beberapa hal berikut ini. Bedong bayi dengan longgar saja. Tak masalah jika begitu terbangun si kecil ’memorak-porandakan’ bedongnya itu. Gunakan kain bedong yang tipis tapi cukup hangat, seperti kain flanel, dan cukup gunakan satu lembar kain saja. Bila bayi Anda menggunakan popok sekali pakai, jangan lupa untuk sering-sering mengganti kain bedongnya. Kenakan pakaian dari bahan yang tipis saja pada si kecil karena bila Anda memakaikan baju yang tebal atau berlapis-lapis dan kemudian membedongnya pula, bayi Anda bisa overheated. Jangan pula membedong sampai menutupi kepala bayi, ataupun mulai membedong di atas bahu, karena dikhawatirkan dapat menutupi hidung bayi. Setelah bayi berusia 1 bulan, sebaiknya jangan membedongnya ketika ia sedang bangun agar tak menghambat perkembangan motoriknya.

Tapi mesti diingat juga, tak semua bayi senang di bedong, lho. Sebaliknya, banyak pula bayi yang sangat menikmati dibedong. Ada bayi yang sejak semula memang sama sekali tak suka dibedong. Beberapa bayi mungkin hanya mau dibedong selama 2 minggu. Tapi beberapa bayi lain, meski sudah berusia 2 bulan atau lebih, masih senang dibedong ketika tidur. Dan ada pula bayi sebenarnya senang dibedong, hanya saja ia lebih senang jika kedua tangannya dibiarkan bebas. Untuk ini, Anda dapat membedong si kecil dari ketiak ke bawah, sehingga ia dapat bebas bermain-main dengan kedua tangannya. Apapun preferensi si kecil, Anda harus menghargainya.

Lalu, bagaimana kalau Anda tak ingin membedong si kecil? Tak masalah, kok. Sama sekali tak ada ruginya jika Anda memutuskan tidak membedong si kecil. Selain memberikan rasa nyaman dan aman kepada bayi, membedong sebenarnya juga memberi manfaat kepraktisan kepada orangtua, seperti memudahkan untuk menyusui dan menggendong. Tapi janganlah ini dijadikan alasan untuk membedong bayi. Sebaliknya, walaupun Anda tak ingin membedong si kecil tapi jika ternyata ia sangat menikmati dibedong, tak ada salahnya sesekali menuruti keinginannya, bukan? Yang paling penting sebagai orangtuanya, Anda dan pasangan yakin dengan apapun keputusan Anda itu

Membungkus' bayi Anda memang sepertinya sangat kuno dan kolot. Namun, pada kenyataannya, bayi-bayi yang baru lahir sangatlah suka berada dalam 'buntelan' kain tersebut. Mau tahu lebih banyak tentang kenapa dan bagaimana melakukannya? Atau kapan dan bagaimana menghentikannya? Simak selengkapnya berikut ini.

1. Kenapa harus membedong bayi?
Pada usia satu sampai dua bulan, bayi mengalami tahap adaptasi dari rahim ibunya ke lingkungan luar. Coba bayangkan, ketika Anda terbiasa di dalam tempat yang sempit, gelap, dan hangat dan (,) tiba-tiba harus menghadapi dunia 'luar' yang terang, luas, dan lebih dingin. Mengerikan, bukan? aghifaris.blogspot.com,..       Bayi akan merasa nyaman dan aman, seperti selalu dipeluk ketika berada dalam bedongan. Membedong bukan untuk membuat kakinya tidak bengkok seperti yang selama ini orang katakan. Bayi belum mengerti bahwa tangan yang melayang-layang di depan matanya adalah anggota tubuhnya. Tentunya hal ini akan membuatnya susah tidur.

2. Kapan bayi harus dibedong?

Membedong bayi yang baru lahir sangat dianjurkan. Lakukan hal tersebut baik ketika ia bangun maupun ketika ia terlelap. Pada saat bayi berusia satu bulan atau lebih, mulai biasakan tidak membedongnya ketika ia terjaga. Pada bayi yang berusia enam minggu ke atas, bebaskan salah satu tangannya dari gedongan supaya ia bisa mengemut tangannya jika ia suka. Saat-saat tersebut merupakan waktu untuk si kecil melatih gerak dan kekuatannya. Nah, pada saatnya, Anda akan bisa merasakan apakah ia masih mau dibedong atau tidak. Bisa jadi bayi Anda merasa frustasi karena tidak bisa bebas bergerak. Jika Anda mulai menyadarinya, itulah saat ia harus lepas dari bedongannya.

Pertama-tama, letakkan selimut katun di atas permukaan yang datar. Lalu, tekuk ujung atas dan bawahnya sedikit. Kemudian, letakkan bayi Anda di engah-tengah selimut tersebut, dengan kepala terletak di tekukan tadi. Selanjutnya, lipatkan bagian kanan selimut tersebut ke arah badan bayi lalu selipkan ke bagian belakang tubuhnya melalui lengan kirinya. Langkah selanjutnya adalah menekuk selimut yang sebelah kiri, menyelimutkannya pada bayi, dan menyelipkannya di bagian belakang tubuh sebelah kanan. Apabila Anda ingin kedua tangan bayi Anda bebas bergerak, lakukan penyelipan selimut melalui kedua lengan bayi Anda. Jangan membedongnya terlalu erat. Sekarang, ada juga penggedong yang praktis, dijual di toko peralatan bayi. Cukup menarik resletingnya saja maka bayi Anda akan merasa nyaman di dalamnya.


Tidak ada alasan yang pasti untuk menghentikan bedongan. Banyak orangtua yang merasa kesulitan membedong bayi ketika bayi sudah belajar berguling. Bahaya kan kalau bayi Anda dalam keadaan tergedong, dan ia berguling menghadap ke bawah dalam bedongannya. Walaupun belum ada kasus kematian karena hal itu, namun kita patut mencegahnya. Caranya adalah dengan membiarkan kedua tangannya terbebas dari bedongan dan 'membungkusnya' dengan longgar. Ketika bayi Anda semakin pandai berguling dan melonggarkan sendiri gedongannya, ini pertanda Anda bisa menghentikan pembedongan. Bisa jadi bayi Anda terbiasa di dalam gedongan agar bisa tertidur. Untuk menyikapi hal ini, tinggalkan kebiasaan tersebut perlahan-lahan. Untuk beberapa bayi, pindah ke sleeping bag lebih nyaman daripada harus mengenakan piyama dan selimut

0 comments:

Posting Komentar