TIPS DAN INFORMASI KESEHATAN
TIPS DAN INFORMASI KESEHATAN MAMA PINTAR

Ekstrak Sarang Lebah Bantu Perangi Kanker Prostat - Propolis Melia

· · 0 comments

Ekstrak Sarang Lebah Bantu Perangi Kanker Prostat

SEBUAH obat yang berasal dari sarang lebah madu bisa menghambat pertumbuhan sel kanker prostat dan tumor pada tikus. Obat itu adalah caffeic acid phenethyl ester (CAPE), senyawa yang diisolasi dari sarang lebah madu propolis. Senyawa itu dijadikan alat perekat bagi lebah untuk menambal lubang dalam sarang. CAPE di dalam pengobatan herbal adalah Propolis yg salah satunya Propolis Melia

Propolis sudah digunakan selama berabad-abad sebagai obat alami untuk sakit tenggorokan, alergi luka bakar, serta kanker. Tapi, senyawa itu belum diterima di dunia medis karena pertanyaan-pertanyaan ilmiah tentang efeknya pada sel.

Propolis Melia
Propolis Melia
Propolis Melia

Harga:  Rp300,000.00
Tersedia:     Persediaan
Model:     Produk 44
Pabrikan Pembuat:     PT. Melia Nature Indo
Persentase rata rata:     Tidak di rating

Deskripsi :

Propolis dikumpulkan oleh lebah dari tumbuh-tumbuhan atau pucuk muda dan kulit pohon terutama pohon poplar lalu dicampurkan dengan air liurnya, yang digunakan untuk menambal lubang dalam sarang lebah yang sekaligus juga melindungi sarang lebah dari serangan virus, bakteri dan jamur.

Fungsi propolis bagi tubuh manusia:

1. Antibiotik alami
2. Meningkatkan kekebalan tubuh
3. Anti kanker
4. Nutri yang bergizi tinggi

CARA MENGKONSUMSI/ PEMAKAIAN PROPOLIS  :
  1. Penyembuhan luar: oleskan propolis secara merata pada bagian tubuh yang luka atau sakit.
  2. Propolis dapat dikonsumsi dengan obat-obat lainnya tanpa ada efek samping.
  3. Diminum: teteskan propolis dengan 1/4 gelas air putih lalu dikocok (sangat bagus dicampur dengan madu)
  • Orang sehat : 3-5 tetes, 2-5 kali sehari
  • Orang sakit : 5-7 tetes, 4-5 kali sehari

Kandungan :

- Setiap ml mengandung 150mg propolis murni

Disimpan dibawah 30 derajat Celcius.
Hindarkan dibawah sinar matahari langsung.

Peneliti dari Univeristy of Chicago mengombinasikan metode penelitian kanker tradisional dengan proteomik canggih untuk menemukan Propolis Melia mampu melakukan 'penangkapan' stadium awal kanker prostat dengan menutup sistem sel kanker untuk mendeteksi sumber nutrisi. Namun senyawa ini harus diberikan terus-menerus.

"Jika Propolis Melia diberikan pada tikus setiap hari, pertumbuhan tumor dalam tubuh mereka akan berhenti. Namun, jika pemberian Propolis Melia dihentikan, tumor mulai tumbuh lagi dengan kecepatan aslinya. Senyawa ini tak membunuh kanker, tapi secara mendasar, tanpa batas waktu, ia akan mengentikan pertumbuhan kanker prostat," ujar Richard B. Jones, asisten profesor di Ben May Department for Cancer Research and Institute for Genomics and Systems Biology.

Untuk mempelajari sifat anti-kanker pada Propolis Melia , Chih-Pin Chuu, penulis pertama penelitian ini, menguji senyawa pada serangkaian jalur sel kanker. Bahkan, pada konsentrasi rendah, diekspektasikan setelah pemberian oral,Propolis Melia berhasil memperlambat pertumbuhan kultur sel tumor prostat manusia.

Pada tikus, pengobatan dengan Propolis Melia selama enam pekan terbukti berhasil menurunkan tingkat pertumbuhan volume tumor hingga setengahnya. Hasil penelitian menunjukkan, Propolis Melia lebih berfungsi pada perlambatan pembelahan sel daripada membunuh sel kanker.

Untuk menentukan perubahan seluler yang dimediasi efek ini, para peneliti kemudian menggunakan teknik proteomik inovatif  yang ditemukan oleh Jones dan rekan yang disebut 'micro-western array.'

Sebelumnya, dunia medis menggunakan Western Blots yang merupakan alat yang umum digunakan di laboratorium untuk mengukur perubahan tingkat dan aktivitas protein dalam kondisi yang berbeda. Tetapi, untuk sementara, dalam satu waktu, hanya beberapa protein yang bisa dimonitor dengan Western Blots. Hadirnya 'micro-western arrays' memungkinkan peneliti untuk melakukan survey  pada ratusan protein dari banyak sampel sekaligus.

Selain juga berfungsi untuk menghentikan sel tumor secara perlahan.
"Masalah besar membawa obat herbal ke klinik medis adalah ketidaktahuan bagaimana obat itu bekerja,

"Sekarang kita benar-benar dapat secara sistematis menunjukkan bagian-bagian fisiologi sel yang dipengaruhi oleh senyawa ini," tambahnya.

0 comments:

Posting Komentar