TIPS DAN INFORMASI KESEHATAN
TIPS DAN INFORMASI KESEHATAN MAMA PINTAR

Mencegah Dan Mengobati Batu Ginjal Dengan Resep Herbal

· · 0 comments

Tanaman Herbal Tempuyung Obat Batu Ginjal

Tanaman herbal temputung obat batu ginjal. Daun tempuyung sudah terkenal berkhasiat sebagai penggempur batu ginjal. Tahukah kamu, bagaimanakah sosok tanamannya? Dan apa yang membuatnya berkhasiat?

Tanaman ini berasal dari daratan Eurasia (Perbatasan Eropa Timur dan Asia Barat Daya). Berada di Indonesia mungkin sejak jaman penyebaran agama Hindu di pulau Jawa dulu. Nama tempuyung (Sonchus Arvenses) diambil dari nama Jawa “tempuh wiyung.”

Apanya yang berkhasiat dari tanamanherbal tempuyung?

Tempuyung yang berbatang bulat hanya bisa tumbuh setinggi 0,5 – 1,5 m. Batangnya berongga, kalau dilukai akan mengeluarkan getah putih seperti susu. Tempuyung tumbuh liar dekat tembok rumah.

Daunnya yang hijau licin dengan sedikit ungu mempunyai tepian berombak dan bergigi tidak beraturan. Daun inilah yang berkhasiat sebagai penggempur batu ginjal. Khasiat daun tempuyung untuk menggempur batu ginjal memang sudah terkenal. Di koperasi Produsen Obat-obat Tradisional Bhineka Karya Manunggal Bogor, tempuyung dijual dalam bentuk teh celup dan daun yang sudah dikeringkan.

Bagaimana resep pembuatannya?

Untuk membuat ramuan obat herbal tempuyung adalah sbb :  diperlukan 3 lembar daun tempuyung yang direbus dalam panci kecil bersama air bersih 2 gelas hingga airnya tinggal setengahnya. Dinginkan, saring dan minum sehari 3 x.

Selain radang saluran kencing dan radang ginjal, batu ginjal merupakan jenis penyakit dan gangguan pada ginjal. Gejala utama penderita batu ginjal ialah rasa sakit yang luar biasa di sekitar pinggang atau punggung, yang merembet ke bagian perut, alat kelamin dan paha bagian dalam. Hal itu disebabkan batu menyumbat saluran ginjal. Sakit pinggang yang hebat dan disertai air seni yang kadang-kadang mengandung darah, karena terjadinya pergesekan antara batu dengan dinding saluran yang menimbulkan lecet.

Selain penyakit batu pada ginjal, dikenal pada penyakit batu pada saluran ureter dan penyakit batu pada kandung kemih. Belakangan ini ada pergeseran, kalau semula jumlah penderita batu kandung kemih lebih banyak, kini yang lebih dominan ialah penderita batu ginjal dan batu ureter (batu saluran kemih bagian atas). Hal itu disebabkan oleh pergeseran pola konsumsi sebagian masyarakat, yang cenderung mengkonsumsi makanan yang mengandung karbohidrat murni, protein hewani dan sedikit makanan yang berserat.
Pola komsumsi yang kurang bervariasi dapat menyebabkan penimbunan sisa olahan makanan dan akan menambah beban kerja ginjal yang sudah berat. Dalam 24 jam ginjal harus menyaring 180 liter darah, hasil penyaringanya sekitar 1,5 liter merupakan air kencing, sisanya diserap kembali.
Faktor batu merupakan penyebab gagal ginjal yang menempati urutan kedua setelah glomerulonefritis (gangguan sistem kekebalan tubuh penderita yang dapat dicetuskan melalui infeksi). Sedangkan penyebab gagal ginjal urutan ketiga ialah penyakit diabetes (diabetic nefropati).

Kebiasaan buruk seperti terlalu lama menahan buang air kecil dan jarang minum, dapat mengakibatkan air seni menjadi pekat. Konsentrasi senyawa tertentu seperti garam oksalat, zat kapur, garam urat, cystin, dan fosfat yang terlalu besar, dapat melewati nilai ambang kelarutan senyawa tersebut, sehingga terbentuk Kristal yang pada awalnya berukuran kecil, makin lama membentuk gumpalan batu dan sangat berpoetnsi mengganggu fungsi ginjal dan saluran kemih.

Kurang gerak dan olah raga serta penguapan air dari kulit yang terlalu banyak, juga dapat mendorong pembentukan batu ginjal. Para pegawai kantor yang sering terbuai dengan keasyikan duduk di depan komputer selama berjam-jam atau ibu-ibu yang terpaku dengan siaran televisi, cukup rentang terhadap ancaman batu ginjal. Ada kecenderungan penyakit batu ginjal lebih banyak diderita oleh kelompok masyarakat yang aktivitas fisiknya kurang. Namun pekerja pabrik yang berada di ruang produksi yang panas, polisi lalulintas yang biasa bertugas di tengah kota pada siang hari, dan petani yang bermandikan keringat karena terik matahari, juga rawan terhadap batu ginjal, terutama karena sering terlambat minum.
Menurut seorang pakar ginjal dan hipertensi, persoalannya bukan berapa air putih yang harus diminum, tapi lebih ada berapa banyak air kencing yang harus diproduksi. Dalam sehari air kencing yang harus diproduksi sekitar 1,5 – 2 liter sehari, jadi air putih yang dibutuhkan sekitar 2 – 2,5 liter sehari. Meminum air secara cukup akan memelihara laju penyaringan (filtrasi) ginjal, sehingga menghindarkan penumpukan Kristal yang berpotensi membentuk batu.

Batu ginjal yang sudah membesar tidak dapat dikeluarkan secara alamiah melalui saluran kemih, hal ini memerlukan penanganan khusus. Bidang urologi belakangan ini mengalami perkembangan pesat, berbagai teknologi untuk menghalau batu ginjal telah ditemukan. Mulai tahun 1980 diperkenalkan metode pengobatan batu ginjal tanpa operasi, yaitu dengan Extrorporeal Shock Wave Lithotrypsy (ESWL). Cara kerjanya, batu ginjal diancurkan dari luar tubuh oleh gelombang pendek, sehingga bisa keluar. Selanjutnya dikembangkan teknik ureteroscopy, dengan kemampuan memantau ureter (saluran yang menghubungkan ginjal dengan kandung kemih) sampai pyelum (pasu ginjal) dari dalam rongga. Dengan dilengkapi alat pengantar getaran atau laser, batu ureter dapat dipecahkan tanpa operasi.
Berikutnya teknik Percutanues Neplhrolithotrypsy (PCNL), dengan menggunakan gelombang ultrasonik, pneumatik, elektrohidrolik, dan laser untuk memecah batu ginjal dan mengambilnya melalu kanal yang di buat dari pyelum sampai ke kulit. Menurut Prof.dr.Djoko Rahardjo, SpB SpU, dalam pengukuhannya sebagai guru besar Fakultas Kedokteran UI, pertengahan Agustus 2001, teknik-teknik itu menandai era pengobatan batu saluran kemih secara minimally invasif. Hal itu mengurangi penderitaan pasien penyakit batu, dan bila penyakit batu timbul kembali prosedur pengobatan dapat diulangi dengan tingkat kesuelitan lebih rendah dari operasi.
Selain dengan menggunakan teknologi kedokteran yang masih “mahal” bagi sebagian besar masyarakat, terdapat obat-obatan yang dapat mencegah terbentuknya batu dan meluruhkan batu ginjal. Ada yang berbahan baku senyawa kimia sintesis, tanaman obat, atau perpaduan di antara keduanya. Senyawa kimia yang menjadi bagian dari komposisi obat misalnya natrium salisilat, heksamina, asam bensoat, sulfur dan beberapa asam lemak esensial. Sedangkan tanaman yang menjadi bahan baku obat batu ginjal yang telah dibuat melalui industri farmasi modern (fitofarmaka), antara lain Sonchus arvensis folia, Orthosiphon stamineus folia, Strobilantus crispus folia, Pillantus niruri, dan Imperata cilindrica rhizome.

Komposisi obat batu ginjal tersebut ditulis berdasarkan nama latin tanaman atau nama simplisia (menunjukkan bagian tanaman kering yang dijadikan bahan baku). Dasar pengembangannya ialah metoda pengobatan tradisional yang sudah sejak lama diterapkan masyarakat, kemudian dilakukan pengujian klinis. Sejak tahun 1960-an, Prof.Dr.Sardjito dari UGM melakukan uji klinis terhadap khasiat Sonchus arvensis folia (daun tempuyung atau jombang), yang ternayta dapat menghilangkan perasaan sakit pada ureter dan meredakan sakit pinggang.
Prof.Dr.Mochamad Sja’bani, dalam pidato pengukuhannya sebagai guru besar penyakit dalam Fakultas Kedokteran UGM, April 2001 yang lalu, menyatakan bahwa hasil penelitiannya mengungkapkan, pencegahan kambuhnya penyakit batu ginjal, terutama jenis kalsium idiopatik, dapat dilakukan dengan mengkonsumsi perasan jeruk nipis (Citrus aurantifolia fructus) dan keong sawah. Hal ini merupakan pencegahan yang paling mudah dan dapat dimasyarakatkan. Hal yang menarik, ternyata penggunaan keong sawah untuk pengobatan ginjal sudah sejak lama menjadi “resep” seorang ahli pengobatan tradisional di Bojong Koneng, Kec.Cibeunying Kidul, Kota Bandung.
Beberapa tanaman yang sudah sejak lama dikenal sebagai penghalau batu ginjal antara lain daun tempuyung (Soncus arvensi folia), daun keji beling  (Strobilantus crispus folia), daun kumis kucing (Orthosiphon stamineus folia), buah leunca (Solanum nigrum fructus), buah jagung (Zea mays fructus), daun alpukat (Persea Americana folia), herba meniran (Pillantus niruri herba), herba teki (Cyperus rotundus/Cyperi rhizome) dan akar alang-alang (Imperata cilindrica /Imperata rhizome).

Tempuyung atau jombang merupakan tanaman yang sebelumnya dianggap tumbuhan liar (gulma), ternyata kandungannya meliputi kalium, alfa lactucerol, manitol, inositol, silica, flavonoid dan taraksasterol. Daun tempuyung berkhasiat sebagai antikalkulus (anti pengendapan) urinaria, karena kemampuannya menyebabkan relaksasi otot polos (spasmolitik) dan tingginya kadar kalium dalam daun tersebut. Berdasarkan uji preklinis dan uji klinis, ekstrak daun tempuyung dapat memecahkan batu ginjal dan batu saluran kemih, sehingga mempermudah pengeluarannya dari dalam tubuh. Ramuan tradisional untuk menghancurkan batu ginjal, tiga lembar daun tempuyung segar direbus dengan dua gelas air sampai mendidih. Rebusan dibiarkan sampai tersisa setengahnya (sekitar satu gelas), kemudian disaring untuk sekali minum. Dosisinya sehari tiga kali minum (3 x 1 gelas).

Batu ginjal, batu ureter atau batu kandung kemih perlu diwaspadai, cermati gejala-gejalanya dan hindari penyebabnya. Bagi yang kondisi fisiknya menunjukkan gejala penyakit batu ginjal, makanan yang mengandung oksalat tinggi seperti bayam, daun papaya, daun katuk, sawi, kedelai, udang, dan teri perlu dibatasi. Begitu juga makanan yang berpotensi menimbulkan kadar asam urat tinggi seperi daging kambing, jeroan dan otak. Jenis makanan seperti jengkol yang mengandung asam jengkolat berpotensi menimbulkan kejang di sekitar ginjal, sehingga air kencing sulit dikeluarkan, juga perlu dihindari. Lebih baik mencegah daripada mengobati, jalan terbaik ialah sikap hidup yang sehat dan pola makan yang seimbang.
Tempuyung


Tanaman Herbal Tempuyung Obat Batu Ginjal

Tanaman herbal temputung obat batu ginjal. Daun tempuyung sudah terkenal berkhasiat sebagai penggempur batu ginjal. Tahukah Anda bagaimanakah Bentuk tanamannya? Dan apa yang membuatnya berkhasiat?

Tanaman ini berasal dari daratan Eurasia (Perbatasan Eropa Timur dan Asia Barat Daya). Berada di Indonesia mungkin sejak jaman penyebaran agama Hindu di pulau Jawa dulu. Nama tempuyung (Sonchus Arvenses) diambil dari nama Jawa “tempuh wiyung.”

Apanya yang berkhasiat dari tanamanherbal tempuyung?

Tempuyung yang berbatang bulat hanya bisa tumbuh setinggi 0,5 – 1,5 m. Batangnya berongga, kalau dilukai akan mengeluarkan getah putih seperti susu. Tempuyung tumbuh liar dekat tembok rumah.

Daunnya yang hijau licin dengan sedikit ungu mempunyai tepian berombak dan bergigi tidak beraturan. Daun inilah yang berkhasiat sebagai penggempur batu ginjal. Khasiat daun tempuyung untuk menggempur batu ginjal memang sudah terkenal. Di koperasi Produsen Obat-obat Tradisional Bhineka Karya Manunggal Bogor, tempuyung dijual dalam bentuk teh celup dan daun yang sudah dikeringkan.

Bagaimana resepnya ?

Untuk membuat ramuan obat herbal tempuyung adalah sbb :  diperlukan 3 lembar daun tempuyung yang direbus dalam panci kecil bersama air bersih 2 gelas hingga airnya tinggal setengahnya. Dinginkan, saring dan minum sehari 3 x.

Selain radang saluran kencing dan radang ginjal, batu ginjal merupakan jenis penyakit dan gangguan pada ginjal. Gejala utama penderita batu ginjal ialah rasa sakit yang luar biasa di sekitar pinggang atau punggung, yang merembet ke bagian perut, alat kelamin dan paha bagian dalam. Hal itu disebabkan batu menyumbat saluran ginjal. Sakit pinggang yang hebat dan disertai air seni yang kadang-kadang mengandung darah, karena terjadinya pergesekan antara batu dengan dinding saluran yang menimbulkan lecet.

Selain penyakit batu pada ginjal, dikenal pada penyakit batu pada saluran ureter dan penyakit batu pada kandung kemih. Belakangan ini ada pergeseran, kalau semula jumlah penderita batu kandung kemih lebih banyak, kini yang lebih dominan ialah penderita batu ginjal dan batu ureter (batu saluran kemih bagian atas). Hal itu disebabkan oleh pergeseran pola konsumsi sebagian masyarakat, yang cenderung mengkonsumsi makanan yang mengandung karbohidrat murni, protein hewani dan sedikit makanan yang berserat.
Pola komsumsi yang kurang bervariasi dapat menyebabkan penimbunan sisa olahan makanan dan akan menambah beban kerja ginjal yang sudah berat. Dalam 24 jam ginjal harus menyaring 180 liter darah, hasil penyaringanya sekitar 1,5 liter merupakan air kencing, sisanya diserap kembali.
Faktor batu merupakan penyebab gagal ginjal yang menempati urutan kedua setelah glomerulonefritis (gangguan sistem kekebalan tubuh penderita yang dapat dicetuskan melalui infeksi). Sedangkan penyebab gagal ginjal urutan ketiga ialah penyakit diabetes (diabetic nefropati).

Kebiasaan buruk seperti terlalu lama menahan buang air kecil dan jarang minum, dapat mengakibatkan air seni menjadi pekat. Konsentrasi senyawa tertentu seperti garam oksalat, zat kapur, garam urat, cystin, dan fosfat yang terlalu besar, dapat melewati nilai ambang kelarutan senyawa tersebut, sehingga terbentuk Kristal yang pada awalnya berukuran kecil, makin lama membentuk gumpalan batu dan sangat berpoetnsi mengganggu fungsi ginjal dan saluran kemih.

Kurang gerak dan olah raga serta penguapan air dari kulit yang terlalu banyak, juga dapat mendorong pembentukan batu ginjal. Para pegawai kantor yang sering terbuai dengan keasyikan duduk di depan komputer selama berjam-jam atau ibu-ibu yang terpaku dengan siaran televisi, cukup rentang terhadap ancaman batu ginjal. Ada kecenderungan penyakit batu ginjal lebih banyak diderita oleh kelompok masyarakat yang aktivitas fisiknya kurang. Namun pekerja pabrik yang berada di ruang produksi yang panas, polisi lalulintas yang biasa bertugas di tengah kota pada siang hari, dan petani yang bermandikan keringat karena terik matahari, juga rawan terhadap batu ginjal, terutama karena sering terlambat minum.
Menurut seorang pakar ginjal dan hipertensi, persoalannya bukan berapa air putih yang harus diminum, tapi lebih ada berapa banyak air kencing yang harus diproduksi. Dalam sehari air kencing yang harus diproduksi sekitar 1,5 – 2 liter sehari, jadi air putih yang dibutuhkan sekitar 2 – 2,5 liter sehari. Meminum air secara cukup akan memelihara laju penyaringan (filtrasi) ginjal, sehingga menghindarkan penumpukan Kristal yang berpotensi membentuk batu.

Batu ginjal yang sudah membesar tidak dapat dikeluarkan secara alamiah melalui saluran kemih, hal ini memerlukan penanganan khusus. Bidang urologi belakangan ini mengalami perkembangan pesat, berbagai teknologi untuk menghalau batu ginjal telah ditemukan. Mulai tahun 1980 diperkenalkan metode pengobatan batu ginjal tanpa operasi, yaitu dengan Extrorporeal Shock Wave Lithotrypsy (ESWL). Cara kerjanya, batu ginjal diancurkan dari luar tubuh oleh gelombang pendek, sehingga bisa keluar. Selanjutnya dikembangkan teknik ureteroscopy, dengan kemampuan memantau ureter (saluran yang menghubungkan ginjal dengan kandung kemih) sampai pyelum (pasu ginjal) dari dalam rongga. Dengan dilengkapi alat pengantar getaran atau laser, batu ureter dapat dipecahkan tanpa operasi.

Berikutnya teknik Percutanues Neplhrolithotrypsy (PCNL), dengan menggunakan gelombang ultrasonik, pneumatik, elektrohidrolik, dan laser untuk memecah batu ginjal dan mengambilnya melalu kanal yang di buat dari pyelum sampai ke kulit. Menurut Prof.dr.Djoko Rahardjo, SpB SpU, dalam pengukuhannya sebagai guru besar Fakultas Kedokteran UI, pertengahan Agustus 2001, teknik-teknik itu menandai era pengobatan batu saluran kemih secara minimally invasif. Hal itu mengurangi penderitaan pasien penyakit batu, dan bila penyakit batu timbul kembali prosedur pengobatan dapat diulangi dengan tingkat kesuelitan lebih rendah dari operasi.

Selain dengan menggunakan teknologi kedokteran yang masih “mahal” bagi sebagian besar masyarakat, terdapat obat-obatan yang dapat mencegah terbentuknya batu dan meluruhkan batu ginjal. Ada yang berbahan baku senyawa kimia sintesis, tanaman obat, atau perpaduan di antara keduanya. Senyawa kimia yang menjadi bagian dari komposisi obat misalnya natrium salisilat, heksamina, asam bensoat, sulfur dan beberapa asam lemak esensial. Sedangkan tanaman yang menjadi bahan baku obat batu ginjal yang telah dibuat melalui industri farmasi modern (fitofarmaka), antara lain Sonchus arvensis folia, Orthosiphon stamineus folia, Strobilantus crispus folia, Pillantus niruri, dan Imperata cilindrica rhizome.

Komposisi obat batu ginjal tersebut ditulis berdasarkan nama latin tanaman atau nama simplisia (menunjukkan bagian tanaman kering yang dijadikan bahan baku). Dasar pengembangannya ialah metoda pengobatan tradisional yang sudah sejak lama diterapkan masyarakat, kemudian dilakukan pengujian klinis. Sejak tahun 1960-an, Prof.Dr.Sardjito dari UGM melakukan uji klinis terhadap khasiat Sonchus arvensis folia (daun tempuyung atau jombang), yang ternayta dapat menghilangkan perasaan sakit pada ureter dan meredakan sakit pinggang.
Prof.Dr.Mochamad Sja’bani, dalam pidato pengukuhannya sebagai guru besar penyakit dalam Fakultas Kedokteran UGM, April 2001 yang lalu, menyatakan bahwa hasil penelitiannya mengungkapkan, pencegahan kambuhnya penyakit batu ginjal, terutama jenis kalsium idiopatik, dapat dilakukan dengan mengkonsumsi perasan jeruk nipis (Citrus aurantifolia fructus) dan keong sawah. Hal ini merupakan pencegahan yang paling mudah dan dapat dimasyarakatkan. Hal yang menarik, ternyata penggunaan keong sawah untuk pengobatan ginjal sudah sejak lama menjadi “resep” seorang ahli pengobatan tradisional di Bojong Koneng, Kec.Cibeunying Kidul, Kota Bandung.
Beberapa tanaman yang sudah sejak lama dikenal sebagai penghalau batu ginjal antara lain daun tempuyung (Soncus arvensi folia), daun keji beling  (Strobilantus crispus folia), daun kumis kucing (Orthosiphon stamineus folia), buah leunca (Solanum nigrum fructus), buah jagung (Zea mays fructus), daun alpukat (Persea Americana folia), herba meniran (Pillantus niruri herba), herba teki (Cyperus rotundus/Cyperi rhizome) dan akar alang-alang (Imperata cilindrica /Imperata rhizome).

Tempuyung atau jombang merupakan tanaman yang sebelumnya dianggap tumbuhan liar (gulma), ternyata kandungannya meliputi kalium, alfa lactucerol, manitol, inositol, silica, flavonoid dan taraksasterol. Daun tempuyung berkhasiat sebagai antikalkulus (anti pengendapan) urinaria, karena kemampuannya menyebabkan relaksasi otot polos (spasmolitik) dan tingginya kadar kalium dalam daun tersebut. Berdasarkan uji preklinis dan uji klinis, ekstrak daun tempuyung dapat memecahkan batu ginjal dan batu saluran kemih, sehingga mempermudah pengeluarannya dari dalam tubuh. Ramuan tradisional untuk menghancurkan batu ginjal, tiga lembar daun tempuyung segar direbus dengan dua gelas air sampai mendidih. Rebusan dibiarkan sampai tersisa setengahnya (sekitar satu gelas), kemudian disaring untuk sekali minum. Dosisinya sehari tiga kali minum (3 x 1 gelas).

Batu ginjal, batu ureter atau batu kandung kemih perlu diwaspadai, cermati gejala-gejalanya dan hindari penyebabnya. Bagi yang kondisi fisiknya menunjukkan gejala penyakit batu ginjal, makanan yang mengandung oksalat tinggi seperti bayam, daun papaya, daun katuk, sawi, kedelai, udang, dan teri perlu dibatasi. Begitu juga makanan yang berpotensi menimbulkan kadar asam urat tinggi seperi daging kambing, jeroan dan otak. Jenis makanan seperti jengkol yang mengandung asam jengkolat berpotensi menimbulkan kejang di sekitar ginjal, sehingga air kencing sulit dikeluarkan, juga perlu dihindari. Lebih baik mencegah daripada mengobati, jalan terbaik ialah sikap hidup yang sehat dan pola makan yang seimbang.

0 comments:

Posting Komentar