TIPS DAN INFORMASI KESEHATAN
TIPS DAN INFORMASI KESEHATAN MAMA PINTAR

Program Diet Yang Sehat Tak Lagi Minder Karena Gemuk

· · 0 comments

Tak Lagi Minder Karena Gemuk
diet sukses


Tak Lagi Minder Karena Gemuk
Berat badan yang berlebih membuat kita sulit tampil percaya diri. Itulah yang dirasakan Anas Sundoro (28). Setelah menjadi salah satu finalis Make Over Your Life yang diadakan , ia tidak lagi merasa minder. Setelah berhasil menurunkan berat badan 8 kg, dari 86 kg menjadi 78 kg ia menjadi lebih percaya diri. "Jika dulu sulit sekali mencari baju yang pas, sekarang tidak lagi," kata Anas. Kesulitan mencari baju yang pas ini telah dirasakannya sejak kecil.

Ia telah melakukan berbagai cara untuk mencapai berat badan ideal, tapi tak kunjung terwujud. Tantangan terberat yang dihadapi adalah menghilangkan kebiasaan makan nasi. Dalam program ini dia jadi tahu bahwa nasi bukanlah satu-satunya sumber karbohidrat. Sayur dan buah adalah sumber karbohidrat yang jauh lebih baik dari nasi. "Syukurlah, Ibu selalu menyediakan sayur dan buah sehingga perlahan-lahan saya mulai bisa meninggalkan nasi. Jika rasa lapar menggoda, segera saya alihkan dengan makan sayur atau buah segar," ujar Anas.

Selain itu, dia juga mulai terbiasa berolahraga secara rutin. "Kalau terlalu lama tidak berolahraga, badan rasanya jadi tidak enak," katanya. Namun, olahraga saja tidak cukup. "Saat berat badan tidak lagi turun, padahal olahraga tetap giat. Saya tahu, ini karena saya kadang masih curi-curi makan gorengan atau biskuit," kenang Anas. Ia mengaku berat badan yang sekarang belum ideal. "Namun, saya bersyukur karena sudah menemukan cara sehat menurunkan berat badan," ia menambahkan.

Tujuan Adriana mengikuti program ini adalah mencapai berat badan ideal, karena ia tidak ingin terus-menerus berbadan gemuk. Idealnya, saat ia menimbang, jarum timbangan menunjukkan angka 60. Masih 18 kg lagi yang harus dipangkasnya dalam program diet sehat. "Sepertinya program ini harus dimodifikasi lagi karena sekarang saya sedang hamil. Saya perlu berkonsultasi lebih lanjut dengan pakar yang telah Membuka Web ini  http://www.weightlossprogras.com/," ujarnya.

Mengandung tidak mengurungkan niat Anas untuk mempertahankan gaya hidup sehatnya. "Gaya hidup sehat pasti menular jika kita bisa menjadi bukti nyata. Kelak, saya akan mendorong anak saya memiliki tujuan dan gaya hidup yang sehat," ujarnya bersemangat.


Banyak orang membiarkan dirinya menjadi gemuk karena hamil. Salah satunya, Ireine  Stephanie. Berkat usaha yang keras, ia berhasil menurunkan berat badan 23 kg pascamelahirkan. Kini ia kembali memiliki berat ideal.

Empatpuluh hari setelah melahirkan, Ireine sedih karena harus kehilangan bayi. Ia bertekad untuk kembali menata hidup. Salah satunya membabat lemak berlebih yang muncul selama kehamilan. Ia tidak ingin terus terpuruk. Kenangan atas bayinya tercinta, itulah salah satu yang memecut semangat Ireine untuk hidup lebih baik dan lebih sehat dari sebelumnya.

Tak ada yang berkomentar negatif dengan penampilannya yang membengkak usai melahirkan. Tapi, tetap saja dia merasa risih dan minder. Apalagi jika melihat bagian perut yang menggelembung. “Risih, capek, tidak pede,” begitu katanya. Semua itu semakin mendorong Ireine untuk cepat menurunkan berat badan. Tentunya, dengan cara yang sehat, bukan dengan obat-obatan dan tak membuat badan bertambah lemah.

Langkah awal adalah mengatur pola makan. Porsinya diatur harus cukup, tidak berlebihan, dan teratur. Kemudian, mengurangi camilan tak sehat. Contoh menu yang ia terapkan sehari-hari, sarapan dengan 2 lembar roti gandum tanpa isi. Atau, sesekali sarapan dengan oats. "Kalau siang, sayamakan nasi, lauk, dan sayur secukupnya.  Untuk makan malam, cukup dengan buah-buahan. Pola makan ini saya terapkan sampai berat mencapai 58 kg," paparnya.

Setelahnya, ia agak melonggarkan diri. Tak lagi hanya sarapan roti gandum atau makan malam dengan buah. Ireine makan 3 kali sehari terdiri dari sumber karbo, lauk sebagai sumber protein, lemak, dan sayur sebagai sumbernutri si dan serat.

Disiplin dalam berdiet, bisa dibilang gampang-gampang susah. Terkadang muncul rasa putus asa. Bahkan, dia pernah memberikan baju-baju sebelum hamil ke teman-teman. “Toh, tak akan terpakai lagi. Badan tak mungkin  kembali normal seperti dulu,” begitu pikirnya.

Untunglah, rasa putus asa Ireine cuma bersifat sementara. Selalu ada hal yang bisa membuatnya berpikir jernih kembali. Pengalaman dan ingatan buruk karena gagal memiliki anak, adalah salah satu penyemangat. “Saya harus bisa, saya harus bangkit,” kata Ireine. Tubuh lebih sehat dan pikiran semakin dewasa dalam menghadapi masalah. Ditambah dukungan suami, akhirnya diabisa menata diri.

Bonus lain, kini penampilannya mengundang pujian suami dan rasa percaya diri meningkat karena bisa memakai baju ke  sayangannya. Dia pun ingin segera punya momongan lagi. “Nanti, kalau harapan ini terkabul dan saya harus menurunkan berat lagi sesudah melahirkan, saya sudah tahu caranya. Diet sehat, itu pilihan terbaik!” kata Ireine bersemangat.

0 comments:

Posting Komentar