TIPS DAN INFORMASI KESEHATAN
TIPS DAN INFORMASI KESEHATAN MAMA PINTAR

Pendapat Tokoh Islam & DPR-Peledakan BOM Di Cirebon Gunakan Bom Paku

· · 0 comments


Peledakan Diduga Gunakan Bom Paku
Petugas hingga saat ini masih melakukan penyelidikan motif dan jenis bom yang digunakan saat meledakkan di Masjid Mapolresta Cirebon pada Jumat siang pukul 12.15 WIB.

Pelaku diduga seorang diri dan menggunakan bom yang berisi paku untuk melukai korban lainnya. Ini terlihat dari luka yang diderita oleh korban di Rumah Sakit Pelabuhan Cirebon, Jumat (15/4/2011).

Berdasarkan data yang diterima di rumah sakit, sebanayak 25 orang terluka dalam insiden tersebut. Luka-luka yang diderita bervariasi mulai dari berat hingga ringan.

Untuk korban luka ringan, petugas rumah sakit mengobati dengan cara di perban. Sedangkan korban yang menderita luka berat langsung dilakukan tindakan operasi.

Hingga saat ini belum diketahui naman-nama korban terluka dalam ledakan tersebut. Petugas rumah sakit akan melakukan jumpa pers mengenai korban luka dan penanganan.

Sebuah bom meledak di dalam masjid Mapolresta Cirebon saat imam mengucapkan takbir di awal salat Jumat. Bom ini menjadi bukti bahwa Islam tidak identik dengan teroris, karena pelaku justru menyerang umat Islam.

Hasyim: Bom Cirebon Jadi Bukti Islam Tak Identik dengan Teroris 

"Tolong dicatat, ini (bom) sebagai bukti otentik bahwa terorisme tidak identik dengan Islam. Diharapkan pembahasan diskusi yang menggiring opini tentang Islam sebagai teroris, berhenti," kata mantan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Hasyim Muzadi, di Hotel Borobudur, Jl Lapangan Banteng, Jakarta Pusat, Sabtu (15/4/2011).

Hasyim menilai, motif pengeboman semacam ini bukanlah sesuatu hal yang baru. Pelaku pengeboman, lanjut Hasyim, juga adalah orang-orang lama.

Dengan adanya kejadian ini, pemerintah diminta untuk lebih meningkatkan kerjasama dengan berbagai pihak. Hasyim melihat dalam pemberantasan terorisme, polisi dan pemuka agama justru bekerja sendiri-sendiri.

"Selama ini kan pemberantasan teroris hanya bersifat sporadis, polisi dan kiai bekerja sendiri-sendiri," tandasnya.

Ledakan terjadi pukul 12.15 WIB saat imam mengucapkan takbir di awal salat Jumat. Ledakan berasal dari seorang pria berpakaian hitam di barisan dekat para pejabat Polresta. Diduga ledakan merupakan bom bunuh diri. Sejumlah korban terkena serpihan bom berupa paku. Tak hanya Kapolresta, Kasat Lantas Polres Cirebon dan imam salat Jumat pun menjadi korban.

Ada 29 korban akibat ledakan ini. Pelaku bom meninggal dunia. Seluruh korban ledakan bom ini dirawat di RS Pelabuhan dan RS Pertamina Cirebon. Korban rata-rata mengalami luka akibat lontaran paku, efek dari ledakan itu

Ketua Komisi III DPR: Intelijen Rapuh, Polri Diremehkan Teroris
Ketua Komisi III DPR Benny K Harman angkat bicara terkait bom bunuh diri di Cirebon. Bom yang dilakukan di masjid Mapolresta Cirebon ini dianggap Benny sebagai bukti rapuhnya intelijen dan lemahnya polisi di mata teroris.

"Pertama ini pertanda intelijen Kepolisian kita sangat rapuh. Kalau bom saja bisa masuk ke dalam ruangan suci di masjid Mapolresta Cirebon maka pertanda yang lebih dahsyat lagi akan datang," ujar Benny kepada wartawan di Jumat (15/4/2011).

Benny menuturkan, teroris sedang mencoba-coba kekuatan polisi. Polisi harus meningkatkan kewaspadaan agar bisa mengantisipasi teror bom yang mungkin bisa terjadi berikutnya.

"Maka Polri perlu meningkatkan kewaspadaan, karena ini juga pertanda bahwa teroris tidak takut bahkan merasa lebih powerful dari Polri. Kekuatan Polri dianggap sepele dan enteng," ingat Benny.

Karenanya, Benny mengimbau polisi mengkonsolidasikan kekuatan menghadapi teroris.Karena teroris punya tujuan untuk mengacaukan masyarakat yang tenang dan damai.

"Maka itu mutlak konsolidasi kekuatan internal Polri perlu ditingkatkan terus. Karena teror bom akan terus menghantui masyarakat kita dengan tujuan utama meningkatkan rasa takut dan kecurigaan dalam masyarakat," imbaunya.

Kerja esktra intelijen dan Polri memberantas teroris akan menjawab kepercayaan masyarakat terhadap dua lembaga ini.

"Dengan masyarakat panik maka akan terjadi instabilitas politik dan delegitimasi kepemimpinan nasional," jelasnya.

0 comments:

Posting Komentar