KUNYIT DAN SAMBILOTO SEBAGAI OBAT ANTI KANKER
Satu fakta lagi khasiat tanaman herba dapat membantu banyak orang dalam mengobati Penyakit kanker. Baru-baru ini disebuah penelitan oleh yang empunya dalam bidang pemanfaatan tanaman herbal, telah ditemukan bahwa khasiat campuran dari tanaman kunyit serta sambiloto ternyata sangat efktif dalam mengobati penyakit kanker. Secara terpisah kedua tanaman ini telah memiliki khasiat masing-masing yang dapat mengobati berbagai macam penyakit.
Terinspirasi akan beberapa peresepan pengobatan tradisional (Jamu-jamu) yang terdiri dari campuran beberapa bahan yang ternyata bisa berkhasiat yang saling menguatkan, terdorong untuk meneliti sebuah tanaman yang dapat dimanfaatkan untuk pengobatan terhadap penyakit kanker. Zat berkhasiat kurkumin yang terdapat dalam tanaman kunyit serta andrografolida dalam tanaman sambiloto secara sinergi dapat mengobati penyakit kanker ini.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat diartikel dibawah ini :
Kompas- Senyawa aktif kurkumin pada kunyit dan andrografolida pada sambiloto ketika berdiri sendiri sudah terbukti memiliki khasiat masing-masing. Ketika keduanya dipadukan, ternyata mampu membentuk satu formula antikanker yang sinergis.
Paduan senyawa aktif kunyit dan sambiloto itu hasil riset Sukardiman (47), profesor termuda di bidang botanifarmasi-farmakognosi dari Fakultas Farmasi, Universitas Airlangga, Surabaya, Jawa Timur. Risetnya dimulai sejak tahun 2010.
Saat ini racikan yang diberi nama kapsul androma itu sudah menjadi obat herbal terstandar (OHT). Sukardiman meningkatkannya lagi supaya menjadi fitofarmaka, yang nantinya bisa diresepkan dokter.
”Inspirasi perpaduan kunyit dan sambiloto ini dari masyarakat yang sudah sejak lama mengenal teknik kombinasi ekstrak herbal untuk jamu-jamuan,” kata Sukardiman, Selasa (25/1), ketika ditemui di ruang kerjanya.
Ia menyebut, ada perpaduan atau kombinasi jamu dari ekstraksi beras dan kencur menjadi ”jamu beras kencur”. Kemudian dari kunyit dan asem membentuk ”jamu kunyit asem”.
”Formulasi antikanker dengan senyawa aktif kunyit dan sambiloto ini selaras dengan formula jamu tradisional,” kata Sukardiman.
Perpaduan dua ekstrak herbal atau lebih itu memiliki fungsi. Antara lain supaya komponen- komponennya saling mendukung atau saling mengurangi efek samping.
Sukardiman juga mengacu traditional chinese medicine (TCM) yang dikenal paling maju di dunia dalam mengembangkan obat herbal. Formula obat herbal TCM juga tersusun dari kombinasi bahan aktif utama (monarch drug), bahan aktif pendukung (ministry drug), dan bahan aktif yang mengurangi efek samping (adjuvant drug).
Adjuvant drug mengurangi efek samping yang mungkin ditimbulkan monarch drug atau ministry drug atau ditimbulkan oleh kedua-duanya.
Sukardiman menjelaskan, pengembangan obat herbal mencakup tiga kategori, yaitu jamu, OHT, dan fitofarmaka.
Jamu sebagai obat tradisional didasarkan pengalaman empirik masyarakat dalam kurun waktu lama. OHT beranjak dari sekadar racikan herbal, yaitu dengan menetapkan standardisasi komponen-komponen herbal terutama melalui uji praklinik (uji dengan hewan coba seperti kelinci, tikus, dan mencit).
Kemudian fitofarmaka adalah OHT yang telah diuji klinik pada manusia. Sukardiman sekarang menempuh uji klinik untuk formula campuran senyawa aktif pada kunyit dan sambiloto ini bekerja sama dengan Poli Obat Tradisional Indonesia Rumah Sakit Umum Daerah Dr Soetomo, Surabaya.
Selama ini, rimpang kunyit diketahui menjadi zat antiradang, antiseptik, dan pencegah kanker. Kunyit diketahui pula berkhasiat untuk menghilangkan sakit mag, keputihan, atau peluruh darah haid agar cepat selesai, serta meredakan rasa nyeri saat haid.
Kemudian daun sambiloto dengan rasa pahit dikenal masyarakat untuk mengobati penyakit kencing manis (diabetes melitus), tifus, penyakit kulit gatal-gatal, antimalaria, dan mencegah kanker. Sambiloto juga bermanfaat menjaga daya tahan atau stamina tubuh.
Pada uji praklinik sebelumnya, kapsul androma terbukti aman dan memberi manfaat membunuh sel kanker yang ditanamkan pada hewan coba.
Kontribusi Sukardiman telah menunjang inovasi di bidang teknologi obat herbal. Pilihan untuk antikanker didasari banyak hal. Di antaranya, menurut Sukardiman, pengobatan kanker dengan kemoterapi masih memengaruhi jaringan yang normal bisa ikut rusak. Bahkan, beberapa jenis kanker telah resisten terhadap kemoterapi.
Hal ini tentunya menunjukkan kepada kita bahwa sebetulnya karunia yang maha kuasa telah terbentang disekitar kita khususnya dalam hal pengobatan herbal dengan memanfaaatkan tanaman obat disekitar kita
0 comments:
Posting Komentar