TIPS DAN INFORMASI KESEHATAN
TIPS DAN INFORMASI KESEHATAN MAMA PINTAR

WASPADA INFLUENZA DAN DEMAM DI MUSIM HUJAN

· · 0 comments

WASPADA DI MUSIM HUJAN

Minggu-minggu ini hujan mengakrabi kita, yang tentu akan membawa dampak kurang baik bagi kesehatan jika kita tidak benar-benar waspada.

Jika didasarkan pada konsep terjadinya suatu proses penyakit—khususnya penyakit
Infeksi—timbulnya penyakit infeksi adalah akibat ketidakseimbangan antara faktor lingkungan (environment), daya tahan tubuh (host) dan kuman penyakit (agent).
Faktor Lingkungan.

Saat kemarau banyak debu dan kotoran di tempat-tempat yang tersembunyi dan pada musim hujan maka air membawanya ke tempat yang lebih terbuka. Kotoran tersebut merupakan tempat potensial hidupnya berbagai kuman penyakit, termasuk di dalamnya kotoran berbagai binatang khususnya tikus.
Tikus merupakan vektor utama pembawa kuman leptospira (penyebab penyakit leptospirosis yang sangat berbahaya).
 Kuman tersebut hidup pada urin tikus. Jika kita harus hati-hati untuk menjaga kebersihanlingkungan dan tubuh kita
.
menginjak kotoran tikus, dan kebetulan pada telapak kaki kita lecet/terluka maka kuman masuk ke dalam tubuh.
Gejala leptospirosis berupa pegal linu, meriang, biasanya disertai flu, demam tinggi, mata dan kulit kuning dan pada keadaan lanjut bisa mengalami perdarahan hebat baik pada kulit, saluran pencernaan maupun saluran kemih.

Air hujan yang kotor dapat mencemari berbagai sumber air bersih. Air yang tercemar akan menurun kualitasnya sehingga tidak layak untuk dikonsumsi.
Belum lagi genangan air serta tumpukan barang bekas seperti kaleng dan plastik, yang merupakan tempat potensial bagi berkembangnya nyamuk Aedes aegypti, nyamuk penyebab demam berdarah.
Daya Tahan Tubuh
Perubahan suhu dari panas ke dingin akan mempengaruhi daya tahan tubuh. Apalagi pada mereka yang dalam kesehariannya selalu terpapar dengan udara terbuka dan teriknya panas matahari, dan kini kehujanan.

Cuaca yang tidak menentu juga berpotensi mengundang penyakit influenza. Manifestasinya batuk, pilek, bersin serta badan terasa pegal dan linu dan kadang kala sampai demam.

Penyakit infeksi saluran pernapasan lain berupa radang tenggorokan yang ditandai dengan sakit saat menelan juga sering terjadi.

Pasien dengan riwayat alergi udara dingin juga perlu berhati-hati karena kemungkinan akan kambuh seperti penyakit sesak napas berulang (asma bronkiale), riwayat radang hidung alergi (Rhinitis alergi). Pada pasien tertentu udara dingin membuat seseorang lebih sering ke toilet baik untuk buang air kecil maupun buang air besar.

Kelompok masyarakat yang paling rentan dalam kondisi ini adalah anak-anak khususnya anak balita, ibu hamil dan menyusui, orang-orang tua serta orang dengan berbagai penyakit kronis.
Faktor Bibit Penyakit
Kuman atau bibit penyakit akan tumbuh subur pada lingkungan kotor, keadaan lingkungan saat musim hujan merupakan keadaan lingkungan yang memungkinkan tumbuh suburnya berbagai kuman penyakit khususnya kuman penyakit yang potensial untuk terjadinya wabah.
Ketika hujan, tumpukan sampah cenderung menjadi lembab sehingga mengundang datangnya lalat dan kecoa—vector penting pembawa kuman penyakit—terutama kuman penyakit yang menyerang pencernaan. Berbagai kuman penyakit penyebab  muntaber/diare antara lain Vibrio cholera, E. coli, Entamoeba histolitika dan shigela penyebab penyakit Disentri, salmonella penyebab penyakit Thyphoid, stapilokokus, rotavirus dan berbagai kuman lain.

Bagaimana pencegahannya?
Yang dapat dilakukan adalah memperbaiki ketiga faktor yang memperburuk kondisi tersebut. Lingkungan harus selalu diperhatikan agar tetap bersih terutama setelah hujan datang.

Konsep 3 M (Menutup, Mengubur, Menguras) bukan hanya slogan tetapi harus selalu diterapkan terutama pada masa awal musim hujan ini terutama untuk pencegahan penyebar luasan penyakit Demam Berdarah/DHF.
Bagaimana agar tubuh tetap sehat?

    * Perhatikan makanan dan minuman, jaga kualitas dan kebersihan makanan.
    * Perbanyak makan sayur dan buah.
    * Hindari atau kurangi mengkonsumsi makanan dan minuman yang terlalu dingin, goreng-gorengan serta makanan/minuman yang terlalu manis, karena akan merangsang dan mudah mengiritasi tenggorokan.
    * Suplementasi mineral dan multivitamin dianjurkan untuk dikonsumsi  jika memang dalam 1 hari tersebut kita melakukan aktifitas sehari penuh dari pagi sampai malam dan juga bila kita merasa bahwa asupan makan dan minuman kita tidak seimbang.


Ada 3 tipe virus influenza: A, B dan C. Virus influenza tipe C hanya menyebabkan gejala saluran napas yang ringan dan tidak menyebabkan wabah. Virus influenza A dan B menyebabkan wabah.
Virus influenza A terdiri dari beberapa subtipe tergantung protein di permukaan virus, yaitu hemagglutinin (H) dan neuraminidase (N). Ada 16 subtipe hemagglutinin dan 9 subtipe neuraminidase. Yang paling sering menyerang manusia  adalah virus influenza A (H1N1) dan A (H3N2).

Virus influenza B tidak dibagi dalam subtipe.
Virus influenza A (H1N1), A (H3N2), dan influenza B terdapat di dalam vaksin influenza, sehingga Kita mendapat perlindungan terhadap influenza A dan B.
Penyakit influenza

Influenza (flu) merupakan penyakit saluran napas yang disebabkan virus influenza.
Influenza sangat menular. Ia dapat menyebabkan gejala ringan sampai berat, bahkan kematian. Pencegahan terbaik adalah dengan memberi vaksin influenza.
Sebelum adanya vaksin, di Amerika, setiap tahunnya influenza menyerang 5% sampai 20% penduduk.
Dengan 200,000 orang terpaksa dirawat karena komplikasi, dan 36,000 orang meninggal. Yang paling berisiko adalah anak-anak kurang dari lima tahun dan orang tua lebih dari 65 tahun.
Gejala influenza bervariasi dari ringan sampai berat, biasanya berupa:

    * Demam yang seringkali tinggi
    * Sakit kepala
    * Nyeri tenggorok
    * Batuk kering
    * Hidung beringus atau tersumbat
    * Nyeri otot
    * Gejala perut misalnya mual, muntah, diare, yang lebih sering terjadi pada anak
    * Merasa letih
Sebagian besar orang yang sakit akan sembuh dalam beberapa hari sampai kurang dari 2 minggu.
Tetapi, beberapa orang dapat mengalami komplikasi berat seperti pneumonia atau radang paru, infeksi telinga atau infeksi sinus. Influenza juga memperberat penyakit kronik yang sudah ada, misalnya asma, penyakit jantung dan lain-lain.

Penyebaran influenza adalah melalui percikan ludah, disebut sebagai droplet spread. Percikan ludah terjadi bila seseorang batuk atau bersin.
Influenza juga dapat menular bila seseorang menyentuh saputangan yang mengandung percikan ludah, kemudian menyentuh hidungnya sendiri tanpa mencuci tangan.

Orang dewasa dapat menularkan sejak hari pertama sampai hari ke lima. Anak-anak dapat menularkan sampai lebih dari 7 hari.
Tidak heran bahwa penularan mudah sekali terjadi.Sehingga apa bila anak kita influenza maka untuk sementara dalam penyembuhan di batasi bermainya atau kontak dengan anak yang lain

Gejala muncul sejak hari pertama tertular atau bisa setelah 4 hari. Ini berarti bahwa orang yang sakit dapat menularkan sebelum ia betul-betul merasa sakit.
Beberapa orang bahkan tidak merasa sakit sama sekali tetapi tetap menularkan ke orang lain.

Bagaimana membedakan common cold dengan flu?

    * Keduanya menyerang saluran napas dengan gejala yang mirip, tetapi virusnya berbeda.
    * Gejala flu lebih berat, meliputi demam, tubuh terasa ngilu, lelah dan batuk.
    * Common cold biasanya menunjukkan gejala lebih ringan berupa ingus meler atau hidung tersumbat.
       Tidak menyebabkan pneumonia, infeksi bakteri sekunder dan tidak pernah masuk rumah sakit.

Sumber

    * Coordinating Center for Infectious Diseases (CCID)
    * National Center for Immunization and Respiratory Diseases (NCIRD)
    * Center for Disease Control and Prevention (CDC)


Kerokan dan becam, Atasi Masuk Angin?

Masuk angin? Tidak enak badan? Kalau belum kerokan kok rasanya
belum plong ya.

Ungkapan ini sering terdengar di masyarakat. Banyak
orang yang merasa harus kerokan bila badannya terasa tidak enak, meriang,
pegal-pegal, atau mau flu. Kerokan dilakukan dengan menekan dan menggeserkan
benda tumpul (biasanya dengan koin) ke permukaan kulit, bisa di punggung, leher
belakang, dada atau lengan atas. Kerokan sudah menjadi kebiasaan di masyarakat,
bahkan merupakan suatu budaya. Berbagai mitos sering kita dengar mengenai
kerokan. Kendati demikian, banyak orang yang tidak mengetahui apa sebenarnya
kerokan itu, bagaimana cara kerjanya, apakah kerokan memang bisa mengobati
masuk angin, dan sebagainya.


Kerokan
hanya ada di Indonesia

Fakta: Hal ini tidak benar. Kerokan merupakan suatu
pengobatan alternatif yang dikenal sejak ratusan tahun lalu di negara-negara
Asia. Masyarakat Vietnam menyebut pengobatan ini cao gio, di Kamboja dijuluki goh
kyol (rubbing the wind), dan di
China dikenal sebagai gua sua
(menggunakan batu jade sebagai pengerok).

BEKAM

Bekam merupakan pengobatan dengan alat sejenis kop di isap.sehingga toksin-toksin dan angin dalam tubuh keluar.
hasil dari becam kering sama dengan kerokan yaitu permukaan kulit menjadi merah-merah.Tetapi bekam lebih praktis,
karena dapat dilakukan sendari oleh pasien.Alat bekam dapat disambung dengan selang dan kopnya.
Bekam dilakukan pada titik-titik tertentu...misalnya dileher bagian belakang,dibawah leher sampai di pinggang.Dan lain-lain.

Kerokan dapat
mengeluarkan angin dari dalam tubuh


Fakta: Istilah masuk angin bisa merupakan gejala
awal common cold atau penyakit
infeksi lainnya. Orang awam sering beranggapan angin tersebut harus dikeluarkan
dari dalam tubuh, antara lain dengan kerokan. Hal ini tidak tepat karena memang
bukan angin yang menyebabkan rasa tidak enak badan, demam, pegal-pegal, sakit
kepala, atau batuk pilek.



Lalu bagaimana sebenarnya cara kerja kerokan ini? Pada proses kerokan, terjadi
suatu reaksi inflamasi atau radang. Akibatnya terjadi pelebaran pembuluh darah dan
pengeluaran mediator inflamasi.
Aliran darah menjadi lancar jika dikerok atau dipijat sehingga lebih banyak oksigen
dan nutrisi yang tersedia untuk jaringan otot.

Zat-zat yang menyebabkan rasa pegal dapat segera dibawa aliran darah untuk dibuang atau dinetralkan.
Selainitu, juga terjadi rangsangan pada keratinosit dan endotel (lapisan paling dalam
pembuluh darah) yang akan bereaksi dengan munculnya propiomelanokortin (POMC). Zat ini merupakan polipeptida yang kemudian akan
dipecah dengan hasil akhir salah satunya adalah beta endorfin.



Pasca kerokan didapatkan peningkatan IL-1 beta, Clq, dan beta endorfin,
sementara kadar C3 dan PGE2 justru turun. Penyebab rasa nyeri adalah
PGE2 sehingga jika kadar PGE2 diturunkan maka nyeri akan
berkurang. Hasil ini menyebabkan berkurangnya nyeri otot, badan terasa segar
dan nyaman. Inflamasi yang ditimbulkan selain meredakan nyeri otot juga akan
memicu reaksi kardiovaskuler. Tandanya adalah peningkatan temperatur tubuh secara
ringan, antara 0,5-1oC. Makanya setelah dikerok, badan kita terasa lebih
hangat.


Kerokan
menyebabkan rasa nyeri dan iritasi kulit

Fakta: Kerokan yang
dilakukan dengan benar tidak akan menyebabkan rasa sakit. Para ahli akupunktur
berpendapat bahwa saat terjadi pemijatan, sebaiknya alat kerok melewati titik
akupunktur agar urat saraf motorik terangsang, sehingga pada akhirnya
memperlancar sirkulasi darah.

Cara kerokan yang dianjurkan adalah tegak lurus
sejajar dengan tulang belakang menyamping, lalu sejajar dengan bahu. Alat
kerokan biasanya menggunakan uang logam, koin, atau alat bantu khusus kerokan.
Alat-alat tersebut wajib tumpul supaya tidak melukai kulit. Lalu dibantu dengan
minyak yang fungsinya selain menghangatkan juga untuk melicinkan proses
kerokan, sehingga menghindari terjadinya kulit lecet.
Cara mengerok juga tidak boleh terlalu keras karena akan menimbulkan rasa tidak
nyaman dan bisa melukai kulit.


Apa semua orang
boleh melakukan kerokan?

Fakta: Tidak sepenuhnya

Benar karena terdapat beberapa kondisi di mana seseorang dianjurkan tidak
melakukan kerokan, antara lain orang dengan kondisi kulit tidak sehat (misalnya
eksim, kulit terbakar, jerawat, infeksi bakteri atau jamur). Kerokan pada
daerah tersebut justru akan memperparah infeksi atau peradangan. Penderita
diabetes mellitus juga sebaiknya menghindari kerokan. Alasannya, bila terjadi
luka atau lecet, luka tersebut bisa menjadi sulit disembuhkan.
Pasien yang mengkonsumsi antikoagulan atau memiliki gangguan pembekuan darah sebaiknya juga
tidak melakukan kerokan.
Pengerokan yang terlalu dalam dapat mengakibatkan perdarahan di bawah kulit.
Kerokan juga sebaiknya tidak dilakukan pada anak kecil karena kulitnya masih tipis dan lunak, dan pembuluh darahnya lebih kecil.



Bagaimana sehabis
kerokan, langsung mandi?

Fakta: Hal ini tidak dianjurkan. Sehabis kerokan sebaiknya tidak mandi karena pori-pori kulit dalam kondisi terbuka.
Lebih baik seka dengan lap basah yang dicelupkan pada air hangat lalu diperas. Badan
akan terasa lebih nyaman jika Anda minum sesuatu yang hangat, makan sup hangat,
dan memakai baju hangat/selimut.

Kerokan boleh-boleh saja dilakukan bila Anda merasa
tidak enak badan, namun jangan terlena, jika gejala tak juga mereda sebaiknya
konsultasikan dengan dokter.

CARA TEPAT KOPRES ANAK SAAT DEMAM


Demam merupakan suatu keadaan yang mengkhawatirkan bagi setiap orang tua. Ia merupakan suatu
gejala dari suatu keadaan yang dapat diakibatkan ooeh infeksi, penyakit kolagen
atau keganasan.

Suhu normal seorang anak berkisar 37 C (98 F) saat diukur di
mulut. Pengukuran melalui rektum biasanya memberi hasil 0.5 C lebih tinggi
daripada pengukuran melalui mulut, tapi perlu diingat bahwa suhu tubuh dapat
bervariasi sepanjang hari.
Hingga saat ini definisi suhu tubuh normal masih bervariasi tapi berkisar hingga 37.2 C (99 F) saat dilakukan pengukuran melalui
ketiak dan sekitar 38 C saat dilakukan pengukuran melalui rektum. Pengukuran
suhu tubuh melalui telinga.
Cara pengukuran suhu tubuh yang benar:

    * Sebelum
      menggunakan termometer air raksa, titik air raksa harus berada di bawah angka
      35 C (95 F). Hal ini dapat dicapai dengan meletakkan termometer tersebut di air
      yang dingin atau mengebas-ngebaskan termometer sebelum menggunakannya.
    * Jangan membungkus
      erat bayi Anda pada saat akan mengukur suhu tubuhnya.
    * Jangan
      meninggalkan anak Anda sendirian saat melakukan pengukuran suhu tubuhnya.
    * Pastikan
      menggunakan termometer yang tepat. Termometer rektum biasanya lebih tebal
      dibandingkan dengan termometer yang digunakan di mulut. Termometer digital
      biasanya digunakan di mulut atau ketiak.
    * Jika menggunakan
      termometer di dalam mulut, letakkan ujungnya di bawah lidah selama dua menit.
      Jangan biarkan anak Anda menggigit termometer tersebut, anak harus dapat
      berkooperasi dan metode ini biasanya digunakan setelah anak berusia 4-5 tahun.

Kapan Memberi
Obat Penurun Demam?


Alasan utama
untuk memberikan obat penurun demam adalah agar ia merasa lebih nyaman.
Obat demam yang biasa digunakana adalah golongan asetaminofen dan ibuprofen
(beberapa contoh obat tersebut adalah Tempra, Panadol, Biogesic Anak dan
Proris).
Untuk anak yang lebih kecil, ibuprofen dapat menimbulkan beberapa efek
samping. Jangan sembarang memberikan obat, sebaiknya konsultasikan dengan dokter
anak.

Agar Anak Lebih
Nyaman

    * Usahakan suhu
      kamar tetap sejuk.
    * Berikan cairan
      yang banyak untuk mencegah dehidrasi.
    * Tenangkan anak.
      Terlalu banyak bergerak dapat menambah peningkatan suhu.
    * Gunakan baju dengan bahan katun yang ringan sehingga panas tubuh dapat cepat menguap.
      Hindari selimut yang terlalu tebal.
    * Pada saat
      menggigil, tambahkan selimut ekstra, segera angkat saat sudah tidak menggigil.

Bantu dengan
kompres


Penggunaan obat
penurun panas dan pengompresan dapat membantu menurunkan suhu tubuh.
Pengompresan yang dilakukan adalah dengan menggunakan handuk kecil dan air hangat dilakukan
di seluruh permukaan tubuh.
Jika dirasa sudah cukup kain penyeka tersebut dapat diletakkan di pembuluh-pembuluh darah besar, seperti di lipat paha dan di
ketiak.

Hindari penggunaan alkohol, karena dapat diserap melalui kulit. Pengompresan dengan air
yang terlalu dingin malah dapat mengakibatkan menggigil.
Perlu diingat bahwa jika demam terjadi pada bayi kurang dari satu bulan atau demam tidak turun
dalam dua hari atau anak terlihat lebih lemah dari biasanya segeralah bawa ke
dokter.


Referensi:
   1.The College of Family of Canada. Fever in children-when your
      chlid has a fever.2002

   2.Soedarmo SS. Penatalaksanaan demam dengan sebab tidak jelas.
      Pendekatan Imunologis Berbagai Penyakit Alergi Dan Infeksi. AKib AP Tumbelaka
      AR, Matondang CS (penyunting). Naskah lengkap PKB XLIV.
 



Cara Jitu Atasi Demam

demam.jpgDemam bak tamu yang tak diundang, bayi dan anak-anak menjadi sasarannya.
Daripada kawatir yang berlebihan, lebih baik ketahui bagaimana cara menghadapi demam.

Demam merupakan pertanda tubuh sedang berperang melawan infeksi, entah infeksi bakteri atau virus.
Begitu ada infeksi, pengatur suhu tubuh yang ada di dalam otka menaikkan setting suhu tubuh, untuk menghambat masuknya infeksi tersebut.
Namun, karena suhu tubuh meningkat, anak pun menjadi tidak nyaman, keinginan untuk makan, minum, tidur, dan bermain pun terganggu.


Obat Penurun Demam

Untuk mengatasi hal ni, solusinya adalah memberikan obat penurun demam, yang dapat menurunkan suhu tubuh tanpa mengganggu kemampuan tubuh dalam melawan infeksi.
Obat-obatan ini, memberi sinyal kepada otak untuk menurunkan setting suhu tubuh, meski tidak berarti harus segera turun ke suhu normalnya.
Setelah suhu tubuh menurun, anak pun akan lebih merasa nyaman, sehingga ia pun mau makan, minum, dan tidur.

Asetaminofen atau parasetamol merupakan obat yang bersifat analgesik (meredakan sakit) serta antipiretik (menurunkan demam), yang paling umum digunakan untuk menurunkan demam anak.
Obat ini aman bagi anak dan tidak mengakibatkan efek samping yang berbeda seperti yang terjadi pada orangtua.

Asetaminofen tidak menyebabkan gangguan lambung, namun pada dosis yang besar, sekitar 15 kali dosis yang direkomendasikan dapat menyebabkan kerusakan organ hati dan ginjal.
Mungkin itu sebabnya asetaminofen untuk bayi dan anak-anak dijual dalam kemasan kecil. Umumnya obat flu dan batuk juga mengandung asetaminofen, sehingga perlu mengecek pemakaian obat-obat ini sebelum mengonsumsi obat demam agar tidak overdosis.

Jika demam tidak turun dalam 1 jam setelah pemberian asetaminofen, Anda bisa menggantinya dengan obat yang berbahan aktif berbeda, misalnya ibuprofen.
Asetaminofen dan ibuprofen mempunyai struktur kimia dan efek samping yang berbeda. Namun keduanya sama-sama efektif dalam meredakan rasa sakit maupun demam.

 
Asetaminofen, Ibuprofen, atau Aspirin?

Selama beberapa tahun, asetaminofen digunakan sebagai pilihan pertama untuk menggantikan aspirin dalam meredakan rasa sakit.Dari sekitar 10 tahun yang lalu, ibuprofen dalam bentuk sirup mulai diperkenalkan dan dijual bebas, dan banyak dokter anak mulai merekomendasikan penggunaannya karena daya penurun demam yang lebih kuat dan efeknya lebih lama. Satu-satunya kekurangan ibuprofen ini adalah bisa mengiritasi lambung, meski ini jarang terjadi pada anak. Oleh karena itu, ibuprofen diberikan sesudah makan.

Sebenarnya masih ada obat penurun panas yang juga sama efektifnya, yakni aspirin atau asetil salisilat.
Selain dapat menurunkan demam dan mengurangi rasa sakit, aspirin juga dapat mengurangi pembengkakan sendi akibat artritis, dan mengencerkan darah.
Namun, dari berbagai kepustakaan, anak-anak dan remaja tidak boleh minum aspirin atau obat lain yang mengandung salisilat.
Apalagi jika demam itu akibat cacar air atau flu, atau anak sedang dalam masa pemulihan akibat terkena kedua penyakit ini.
Aspirin membuat anak lebih rentan terkena Reye’s Syndromme, gangguan yang jarang terjadi namun bisa menyebabkan kematian.

Jadi, Anda dapat memberikan obat demam yang berbahan aktif asetaminofen atau ibuprofen. Namun, konsultasikanlah ke dokter bila Anda tidak yakin.
Paling penting, baca label obatnya, dan beri dosis yang tepat pada jangka waktu yang tepat. Jangan memberikan obat demam lebih dari yang dianjurkan.




Tips Memberi Obat yang Tepat
     * Anda dapat memberikan asetaminofen setiap 4 jam sekali dan ibuprofen setiap 6 jam sekali.
 
     * Anak dibawah 12 tahun, tidak boleh mengonsumsi asetaminofen lebih dari 5 kali dalam sehari. Sedangkan anak dibawah usia 2 tahun, tidak boleh diberi obat bebas apapun, tanpa izin dokter.
 
     * Untuk bayi diatas 6 bulan, segera hubungi dokter jika suhu tubuhnya diatas 40 derajat Celsius.
   
     * Meskipun demam merupakan proses tumbuh kembang, orangtua harus tetap tahu kapan mesti menghubungi dokter. Untuk bayi dibawah 3 bulan, hubungi dokter jika suhu tubuhnya diatas 38 derajat Celsius.
 
     * Untuk bayi berusia 3 – 6 bulan, hubungi dokter jika suhu tubuh anak di atas 38,3 derajat Celsius.
  



Referensi:

   1. John CC, Gilsdori JR. Recurrent fever in children. Pediatr Infect Dis J
   2. American College of Emergency Physicians Clinical Policies Commitee. Clinical policy for children younger than three years presenting to the emergency department with fever.

0 comments:

Posting Komentar