TIPS DAN INFORMASI KESEHATAN
TIPS DAN INFORMASI KESEHATAN MAMA PINTAR

TIPS AGAR ANAK MANDIRI DI SEKOLAH

· · 0 comments

LIBATKAN SI ANAK KURANG POPULER DALAM AKTIFITAS DENGAN BANYAK ORANG

Ada atau tidak ada dirinya tidak berpengaruh pada keramaian di kelaompoknya.Merekalah anak-anak kurang populer.Anak yang bertipe lebih senang menyendiri ketimbang bergaul bersama teman-temannya.Semua itu membuat mereka seakan "Terasing"lingkungan kelompok yang seusianya.Pertanyaannya mengapa bisa terjadi?salah saatunya karena kemampuan bersosialisasi di usia sebelumnya tidak terasah dengan baik.Seharusnya,kemampuan dan keterampilan dalam bersosialisasi sudah diasah semenjak anak berusia pra sekolah atau anak sudah berumur 4-5 tahun,karena di usia ini anak mulai mengembangkan keterampilan bersosialisasinya.dimana ia mulai senang bermain berkelompok dengan teman-temannya.
Bila diusia pra sekolah tidak terasah,maka tak perlu kaget jika diusia selanjutnya anak menjadi kurang populer atau percaya diri diluar lingkungan keluarga.Cirnya anak akan selalu menarik diri dari lingkungan atau pergaulan.Sebagian ditandai dengan bertingkah kurang dewasa atau kurang mandiri,gugup dan berperilaku kurang jelas juga kurangsensitif terhadap perasaan temannya yang lain berdapak pada kurangnya atau bahkan tidak dapat beradaptasi dengan baik pada situasi baru.
Apasih dampaknya anak yang kurang populer tidak segera diperhatikan? ialah sebagai berikut:
Umumnya anak akan menemui kesulitan untuk memotifasi diri pada usia remaja nantinya.Seperti diketahua pada usisa remaja,pengaruh kelompok sangat besar.Ketika anak tidak memiliki teman atau kelompok bermain,maka ia menjadi malas atau kurang antusias untuk mencoba sesuatu yang baru.Iapun menjadi sosok yang mudah tesinggung dankurang memiliki rasa percaya diri.Sesungguhnya memiliki 2-3 teman saja sudah cukup,yang terpenting anak tidak dibiarkan saja asik bermain sendiri (soliter)meski kasus ini jarang terjadi,ketika anak suka menyandiri diiringi dengan tindakan melamun,marah-marah,malas mandi,serta tidak peduli dengan kebutuhan pribadinya.Ini si anak sudah mencapai tahap depresi.              

Seorang anak usia dini memang sangat lucu dan menggemaskan. Namun bila kita menghadapi siswa yang kurang mandiri, dalam hal ini masih suka ditunggui orang tuanya saat belajar di kelas, mungkin kita pun lama-lama menjadi gerah. Saya akan memberikan beberapa masukan untuk para pendidik anak usia dini, tentang bagaimana membuat anak menjadi lebih mandiri saat mereka ada di dalam kelas, sehingga pada saat kegiatan belajar mengajar (sambil bermain), mereka bisa mengerjakan segala tugas yang kita berikan dengan mandiri.

1. Peraturan Kelas

Buatlah semacam peraturan kelas yang sederhana. Salah satunya ,”Tidak boleh ditemani Mama atau Papa di dalam kelas”. Jangan lupa untuk mengatakan hal ini pada setiap pertemuan/kelas, agar sang anak termotivasi untuk bisa menjadi anak yang mandiri.

2. Orang Tua Jangan Melarikan Diri

Sebaikanya kita harus menghindari hal-hal yang bisa membuat anak merasa tidak nyaman, cemas, dan gelisah, saat berada di dalam kelas. Salah satunya, dengan meminta orang tua untuk melarikan diri secara diam-diam tanpa sepengetahuan sang anak.

3. Mengamati Perkembangan

Bila kita melihat seorang siswa yang masih mau ditemani oleh orang tuanya, sebaikanya kita jangan cemas terlebih dahulu. Jangan sampai hari pertama anak sekolah, menjadi hari yang buruk bagi anak didik. Biarkan mereka bermain dan belajar ditemani oleh orang tuanya, sambil anda terus berkenalan, dan membina hubungan baik dengan sang anak. Hal ini sangat penting, agar anak didik merasa nyaman di kelas terlebih dahulu, dan kita pun bisa menjadi sahabat bagi anak didik. Kesan yang baik di awal pertemuan, akan mempermudah langkah selanjutnya.

4. Memotivasi Di setiap pekerjaan

Memberikan motivasi kepada anak didik di setiap pekerjaan sangat penting. Hal ini sangat berhubungan dengan kenyamanan anak didik di kelas. Motivasi-motivasi bisa berikkan dengan pujian di setiap pekerjaan yang diselesaikan oleh anak didik, memajang pekerjaan di dinding atau papan sekolah, memberikan hadiah bila anak didik berhasil menyelesaikan tugasnya, dan masih banyak lagi.

5. Berikan Pujian

Berikan pujian yang “lebih” kepada anak didik yang sudah mau belajar di kelas secara mandiri, dengan mengatakan,”Bagas pinter…… Sudah nggak ditemeni sama Mamanya…. .” Hal ini juga dilakukan untuk memotivasi anak yang masih ditunggui orang tuanya, agar tertular untuk mau belajar secara mandiri.

6. Komunikasi dengan orang tua

Tetaplah menjalin komunikasi dengan orang tua, untuk menyusun strategi yang baik, agar sang anak bisa belajar secara mandiri. Tanyakan kepada orang tua tentang hal-hal yang disukai dan yang tidak disukai oleh sang anak. Misalnya, bila sang anak tidak suka menari, sang guru pun jangan melakukan pemaksaan kepada sang anak untuk menari.

7. Ajak Bermain Di Luar Kelas

Ada beberapa anak, memerlukan beberapa tahap untuk membuatnya nyaman berada di lingkungan sekolah. Agar sang anak memiliki pemikiran yang indah tentang belajar di sekolah, ajaklah anak didik untuk bermain di luar kelas. Misalnya di taman atau ruang bermain.

8. “Menghukum” Orang Tua

“Munghukum” dalam hal ini tentu bukanlah menghukum di dalam arti yang harafiah. Namun hanya pura-pura. Hal ini bisa kita lakukan sebagai tindakan “ancaman” bagi anak. Dalam kasus ini, tentu jangan dilakukan dengan cara yang keras. Namun harus dilakukan dengan cara yang lembut disertai dengan candaan. Katakan kepada sang anak,”Kalau masih mau ditemeni Mama waktu belajar, maka Ibu Guru akan menghukum Mama, dengan dikunci di kamar mandi. Shinta sayang nggak sama Mama? Kalau sayang…. Tentu tidak mau kalau Mama dihukum kan?”

9. Menyanyikan lagu yang Memotiviasi Untuk Hidup Mandiri

Nyanyikan lagu ini di setiap pertemuan kelas, agar di dalam hati anak didik tertanam semangat untuk hidup mandiri. Nyanyikanlah lagu ANAK MANDIRI.

10. Meliburkan Anak Sementara

Bila memang tidak ada cara lain, liburkan anak selama beberapa hari. Biarkan orang tua membujuk anak, agar mau kembali ke sekolah. Siapa tahu juga, emosi anak belum baik sehingga sulit untuk menerima suasana dan hal yang baru. Setiap anak akan lebih mudah untuk menerima hal-hal yang baru saat keadaan hatinya baik.

0 comments:

Posting Komentar