TIPS DAN INFORMASI KESEHATAN
TIPS DAN INFORMASI KESEHATAN MAMA PINTAR

MANAJEMEN ASI PADA IBU BERKERJA DILUAR RUMAH

· · 0 comments


  Kalau seorng ibu bertanya, kapan harus mulai mengumpulkan ASIP sebagai stok saat kembali bekerja, jawaban untuk pertanyaan itu  paling tepat menurut saya adalah sedini mungkin.

. Apalagi pada minggu-minggu pertama setelah melahirkan karena saat itu produksi ASI sedang menyesuaikan dengan permintaan bayi dan saya merasa saat itu ASI saya terus menetes-netes. Setelah lewat bulan pertama, saat tubuh sudah bisa membaca kebutuhan ASI bayi, saya hampir tidak pernah merasakan payudara yang kencang dan menetes-netes karena penuh ASI.
blue ice dan cooler bag botol2 yang siap diisi.

Kalau ada yang bilang, “Enak ya, bisa kasih ASI eksklusif, pasti ASI-nya banyak dan berlimpah-limpah.” Sebenarnya yang saya alami tidak seperti itu. Setiap memerah, saya paling banyak menghasilkan 100 ml,sudah suatu usaha yang maksimal .
Karena itu, saya ,berusaha untuk  mengatur persediaan ASIP saya agar ngoyo.tentunya dengan diibangi menu makan yang banyak sayur-sayura dan buah agar ASI cepat terisi penuh.
javascript:void(0)
    * Mencari sumber media informasi sebanyak-banyaknya tentang pemberian ASIP dan prosedur penyimpanan ASIP. Saya juga menyempatkan diri untuk berkunjung ke sentra laktasi saat hamil 37 minggu dan saat itu saya mempelajari proses memijat payudara untuk melancarkan ASI, serta cara-cara memerah ASI dengan tangan.Yang butuh kesabaran untuk mengumpulkan atau menampung ASI agar tetap seteril dan bersih.

    * Menyediakan botol-botol untuk menyimpan ASIP (waktu itu saya pakai botol kaca), serta cooler bag dan blue ice untuk membawa pulang ASIP dari kantor ke rumah. Tidak lupa kantong plastik (setiap botol saya masukkan ke dalam kantong plastik) dan spidol kecil permanen untuk menuliskan tanggal dan jam memerah ASI.Kita harus teliti,untuk diperhatikan botol mana yang harus didahulukan.

    * Sepulang dari bekerja, mulai mencoba menampung setiap tetes ASI yang keluar, mencoba untuk mensyukuri sesedikit apa pun ASIP yang didapat. Saya berprinsip, yang sedikit-sedikit itu, jika dikumpulkan akan menjadi satu botol juga.Ini butuh waktu yang longgar tidak bisa disambi dalam suasana santai pada waktu istirahat atau tidak kerja.

   * Melibatkan suami dengan membantu melatih bayi minum ASIP, bisa dengan sendok atau cangkir.
    * Mencoba berbagai cara yang cocok untuk memerah ASI, bisa dengan tangan atau dengan breastpump. Kebetulan saya bisa memerah dengan tangan, sehingga tidak repot-repot harus membawa breastpump ke kantor.Dengan menggunakan breaspump agar dalam keadaan seteril, sebaiknya kita masukan pada air mendidih tentunya dipersiapkan dari rumah sebelum berkat bekerja.

    * Merencanakan waktu memerah di kantor. Kebetulan saya punya waktu cukup bebas untuk memerah. Saat baru masuk kantor saya memerah 4-5 kali sehari, yaitu sekitar pukul 08.00, 10.00, 12.00, 14.00, dan 16.00 (tergantung keadaan juga, kadang ada sesi yang terlewatkan). Jangan menunggu sampai payudara terasa kencang baru memerah. Sekali lagi, sesedikit apa pun hasil yang saya dapatkan, saya tetap bersyukur. Hari-hari pertama masuk kerja, hasil saya setiap sesi memerah hanya sekitar 40-60 ml, tapi hasil ini bertambah secara bertahap, sampai saya berhasil mendapatkan sekitar 100 ml setiap sesi perah.

    * Saat menyusui bayi di rumah, sebisa mungkin menampung ASI yang menetes-netes di payudara sebelahnya. Biasanya sesampai di rumah saya menyempatkan diri untuk memerah sekali lagi sebelum menyusui (sekitar pk. 18.00).

    * Bayi saya minum sekitar 6-10 botol ASIP saat saya tinggal, itu artinya ASIP yang saya hasilkan dalam sehari masih kurang dan saya berusaha secara maksimal mungkin untuk menutupi kekurangan itu dengan memerah di malam hari dan pagi hari sebelum berangkat bekerja.

    *Pada saat  weekend, saya juga tetap menyempatkan diri untuk memerah, setidaknya satu atau dua botol sehari. Hal ini tidak mudah karena bayi cenderung ingin menyusu terus saat saya di rumah.

0 comments:

Posting Komentar